Pernah pergi ke daerah Bendungan Hilir (Benhil) di wilayah Jakarta Pusat? Setiap orang yang sudah berkunjung ke sana akan memiliki kesan, inilah daerah percetakan 24 jam. Proses bagaimana daerah ini menjadi pusat percetakan, digital printing business, tidak akan saya bahas dalam artikel ini, tetapi bagaimana pentingnya setiap daerah entah provinsi, kota, kabupaten, bahkan sampai kecamatan, desa, bisa memanfaatkan “strategi Benhil” ini.
Proses pembentukan Jakarta sebagai daerah dengan berbagai sentra perdagangan, wisata, dan investasi menghasilkan sisi menarik. Dari sektor wisata, Jakarta terbanyak dikunjungi sesudah Bali.
Dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk triwulan III/2016, Jakarta menempati urutan keempat untuk PMDN senilai Rp. 3.809,45 miliar dengan 62 proyek yang sedang berjalan. Sementara itu, PMA menempati urutan ketiga dengan nilai sebesar 643,39 juta dolar AS, terdiri atas 1.049 proyek.
Menurut data yang dikeluarkan BPS, Jakarta mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,75 persen pada triwulan III/2016 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015.
Saya teringat obrolan dengan Kepala Bappenas: Profesor Bambang Brodjonegoro beberapa waktu yang lalu. Jakarta merupakan contoh di tingkat yang sudah matang dalam hal ini, pembangunan daerah di Indonesia dengan keunikan dan kekayaan alam yang berbeda-beda bisa menerapkan OVOP hingga mencapai kematangan seperti di Jakarta.