Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Tulehu yang memiliki potensi energi hingga 60 Megawatt (MW) akhirnya mulai digarap. Untuk pengembangan tahap pertama, PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Tulehu berkapasitas 2 x 10 MW.
Ini merupakan proyek panas bumi alias ‘harta karun energi’ pertama di Provinsi Maluku, sekaligus WKP kedua yang dikembangkan oleh PLN. PLTP Tulehu 2 x 10 MW diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2019.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Nicke Widyawati, mengungkapkan total biaya investasi untuk proyek ini mencapai US$ 122 juta alias Rp 1,622 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.300). “Kira-kira sekitar US$ 122 juta untuk 20 MW,” kata Nicke usai groundbreaking PLTP Tulehu, Selasa (20/6/2017).
Sekitar 30% biaya investasi, kurang lebih Rp 486 miliar, berasal dari anggaran PLN (APLN). Sisanya dari luar PLN, misalnya pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$ 46 juta atau Rp 611,8 miliar. “20-30% dari APLN, sisanya dari luar. Loan (pinjaman) dari JICA US$ 46 juta,” ucap Nicke.
Dari nilai proyek US$ 122 juta itu, US$ 31 juta di antaranya untuk pengeboran 4 sumur panas bumi, terdiri dari 3 sumur produksi, dan 1 sumur injeksi. Pelaksanaan pengeboran dilakukan oleh PT Halliburton Logging Services Indonesia dalam bentuk kontrak Full IPM (Integrated Project Management). Sedangkan kegiatan engineering dan supervisi pengeboran dilakukan oleh konsultan WestJec-Connusa Energindo.
Dibangun di atas lahan seluas 1.920 hektar, pembangkit panas bumi ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon yang sampai saat ini masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar 61,9 MW. Sementara beban puncak di Ambon sebesar 54 MW. Lewat beroperasinya PLTP Tulehu, diharapkan dapat meningkatkan 32,28% daya mampu sistem Ambon sehingga sistem menjadi lebih andal, selain itu juga dapat menarik investor baru ke Ambon.
Pembangunan PLTP Tulehu juga merupakan bukti keseriusan PLN mendukung penuh upaya pemerintah menggenjot pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan dapat mencapai sekitar 23% dari total bauran energi pada 2025. Secara keseluruhan, PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia.