Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, kondisi politik makin memanas. Hal itu disebabkan adanya politik kompor. Demikian yang diungkapkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menerima gelar adat Komering di Griya Agung Palembang, Minggu kemarin (25/11).
Dikatakan Jokowi, kondisi memanasnya politik selalu terjadi hampir setiap lima tahunan. Hal ini disebabkan ada banyaknya ‘kompor’. Masyarakat pun kemudian dipanas-panasi sehingga menimbulkan konflik. “Ini terjadi bukan hanya saat pilpres, tapi pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur,” kata Jokowi.
Akibatnya, satu kampung pun tidak saling sapa dan menimbulkan konflik lainnya. Karena itu, dirinya meminta agar masyarakat tak mudah termakan provokasi. Karena, aset terbesar Indonesia merupakan kerukuran dan persatuan. Mengingat di Indonesia terdapat 714 suku dengan budayanya masing-masing, mulai dari Banda Aceh hingga Wamena, serta 1.100 lebih bahasa daerah di Indonesia.
Inilah kekayaan bangsa yang harus disyukuri. Karena menurut Jokowi, jangan sampai Indonesia maju teknologi namun mundur dalam kebudayaan. “Jadi silakan pilih siapa saja tapi jangan ada konflik karena itu,” tutupnya.
Untuk diketahui, Presiden RI Joko Widodo mendapatkan gelar Komering yakni Raja Balak Mangkunegara yang berarti raja agung pemegang kekuasaan tertinggi di Indonesia. Sedangkan, ibu negara, Iriana Jokowi, mendapatkan gelar Komering yakni Ratu Indoman yang berarti memberikan perlindungan dan pengayom bagi keluarga serta masyarakat.