Pemerintah mewacanakan penggunaan gelang dengan chip bagi para jamaah haji Indonesia. Gelang ber-chip ini bisa menjawab sejumlah persoalan yang selalu terjadi setiap tahunnya dalam pelaksanaan haji.
Hal itu dikatakan oleh Pelaksana tugas Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Nur Syam kepada para petugas haji 1438 H/2017 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. “Gelang ber-chip ini bisa memastikan posisi jamaah, misalnya kalau yang bersangkutan hilang. Selain itu, petugas haji juga bisa memantau kesehatan jamaah haji pemakainya,” ungkap Nur Syam, Jumat (16/6/2017).
Namun pemakaian teknologi tersebut belum bisa diterapkan mengingat mahalnya harga yang harus dibayar. Sebab harga per satu chip mencapai Rp1 juta sehingga bila jamaah hajinya 221.000 orang, maka anggarannya mencapai Rp221 miliar. “Kita masih terganjal anggaran, walaupun alat ini sangat membantu,” ucapnya.
Nur Syam mengakui, masalah yang sama selalu membelit jamaah haji Indonesia. Salah satunya banyak jamaah yang tersesat. “Sulit untuk menghilangkan sama sekali masalah. Karena walaupun tiap tahun diselenggarakan, tapi jamaah haji tiap tahun selalu berbeda. Akibatnya setiap tahun masalah sama juga terjadi,” kata Nur Syam.
Sebelumnya, Ketua Tim Pengadaan Layanan Konsumsi di Arab Saudi, Arsyad Hidayat mengatakan, tahun ini jamaah haji akan mengenakan gelang barcode berisi data-data jamaah. Hal ini sesuai permintaan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait penerapan E-hajj.