Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan negara ini mempunyai ancaman terbesar dalam menangani konflik sosial dan isu primordialisme yang bisa memecah kebinekaan Indonesia. Bahkan, isu primordialisme kesukuan, agama, ras dan lainnya telah dijadikan agenda politik untuk memecah belah bangsa.
“Situasi (Indonesia) saat ini sangat berpotensi menghadapi perpecahan ada. Konflik sosial sebagai hal utama yang menjadi perhatian Polri, yang harus dicegah,” kata Tito Karnavian saat memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa di Balairung Universitas Indonesia, Selasa, 25 April 2017.
Tito Karnavian menyampaikan keragaman Indonesia merupakan kekayaan yang dimiliki negara ini. Namun, di sisi lain keragaman atau kebhinekaan Indonea sangat berpotensi menjadi perpecahan.
Berdasarkan teori managemen konflik yang dipelarinya, setiap manusia mempunyai kepentingan. “Kalau sudah lebih dari satu orang, itu sudah menjadi kelompok dan setiap manusia punya kepentingan. Untuk itu, harus bisa menjaga kebhinekaan,” ujarnya.
Ia menuturkan isu primordial cukup menjadi perhatian pada pelaksanaan Pilkada kemarin. Indonesia menpunyai ancaman internal terhadap berbagai isu primordial tersebut. “Sejauh ini, saya masih melihat rakyat Indonesia masih bisa menjaga kebinekaannya,” kata dia.
Lebih jauh Kapolri menuturkan pendiri negara ini telah mengesampingkan semua perbedaan dan bisa menyatukan semua suku, agama dan ras antar golongan menjadi satu bangsa. Bahkan, komitmen persatuan telah dilakukan saat momen sumpah pemuda dan deklarasi kemerdekaan Indonesia. “Jadi jangan lagi memainkan isu itu (perbedaan) dalam politik,” kata Kapolri Tito Karnavian. “Kalau itu dilakukan artinya demokrasi mundur, kita mau maju ke depan.”