Hong Kong merupakan salah satu destinasi wisata yang digemari warga dunia. Biasanya setiap September dan Oktober, Hong Kong ramai oleh turis yang berkunjung untuk menyaksikan berbagai acara. Namun, situasi yang tak menentu di kota ini membuat banyak acara dibatalkan oleh penyelenggara. Salah satu turnamen olahraga paling bergengsi di kota belanja ini, WTA Hong Kong Tennis Open menjadi korban terbaru dari aksi protes besar-besaran yang menggegerkan tersebut. Sedianya event tenis internasional ini akan berlangsung pada 5-13 Oktober.
Penyelenggara turnamen tenis wanita WTA Hong Kong Terbuka mengatakan, mereka menunda kompetisi bulan depan karena situasi sulit saat ini setelah berbulan-bulan protes prodemokrasi yang kadang brutal. Aksi protes di Hong Kong dipicu oleh kekhawatiran atas rancangan undang-undang (RUU) kontroversial yang memungkinkan ekstradisi ke daratan Cina.
Jutaan orang telah berpartisipasi dalam demonstrasi selama tiga bulan terakhir. Pertempuran jalanan antara polisi antihuruhara dan kelompok kecil pengunjuk rasa garis keras pun menjadi peristiwa mingguan yang memukul perekonomian yang sedang berjuang serta merusak reputasi kestabilan Hong Kong.
Dalam beberapa minggu terakhir, semakin banyak bintang yang membatalkan atau menunda acara, dari aksi K-Pop terkemuka seperti Daniel Kang dan GOT7 hingga komedian populer asal Afrika Selatan, Trevor Noah, yang kini berbasis di Amerika Serikat. Event akbar KTT kesehatan global juga memindahkan lokasinya ke Singapura karena kerusuhan.
Beberapa acara yang telah terjadwal yang akan terkena dampak di antaranya Mid-Autumn Festival and Lantern Carnivals pada 13-22 September, Hong Kong International Jazz Festival pada 22 September, London Symphony Orchestra Concerts pada 22-25 September, dan Hong Kong Disneyland Haunted Halloween Celebrations pada 12 September hingga 31 Oktober.
Produser drama musikal Matilda, yang diambil dari novel anak-anak terkenal karya Roald Dahl, mengumumkan pembatalan rencana pertunjukan Matilda The Musical. Pertunjukan dijadwalkan pada 20 September hingga 2 Oktober.

“Jelas 14 minggu kerusuhan telah menghancurkan penjualan tiket, dan yang lebih penting kami tidak dapat menjamin keamanan dan kesejahteraan perusahaan kami yang sebagian besar adalah anak-anak,” kata James Cundall, CEO Lunchbox Theatrical Productions, yang membawa pertunjukan musical tersebut ke Hong Kong.
Pembatalan ini menambah kesengsaraan bagi sektor pariwisata yang telah terpukul oleh aksi protes. Kedatangan turis setahun turun 40 persen pada Agustus, berimbas pada tingkat hunian hotel turun sekitar setengahnya. Kondisi demikian nyata berdampak langsung pada sektor ritel dan kuliner.
Awal pekan ini maskapai Cathay Pacific yang berbasis di Hong Kong melaporkan penurunan 11 persen penumpang pada Agustus. Bandara Internasional Hong Kong dua kali diduduki massa menyebabkan ratusan pembatalan penerbangan.
Ekonomi Hong Kong yang sudah sulit akibat permintaan global yang melemah dan perang dagang antara Washington dan Beijing semakin terpuruk. Pertumbuhan ekonomi turun 0,4 persen pada kuartal kedua, dan sebagian besar turun sebelum demonstrasi prodemokrasi dimulai.
Gerakan protes yang tanpa pemimpin dan sebagian besar diorganisasi secara online itu menyakini bahwa kerusakan ekonomi adalah satu-satunya cara untuk menekan para pemimpin setelah bertahun-tahun demonstrasi damai gagal memenangkan konsesi atas Beijing. Di bawah kesepakatan yang ditandatangani dengan Inggris menjelang penyerahan Hong Kong pada 1997 ke Cina, wilayah semiotonom tersebut diizinkan untuk mempertahankan kebebasan uniknya selama 50 tahun.
Hong Kong selama ini menikmati kebebasan berbicara, pers, dan berkumpul yang dilindungi, sebagaimana ditetapkan ketika Inggris mengembalikan kota itu ke Cina dalam model pemerintahan yang disebut “satu negara, dua sistem.” Namun, aktivis demokrasi menuduh Beijing mengingkari janji-janji itu dengan meningkatkan kontrol politik atas Hong Kong.
Setelah berminggu-minggu mengambil garis keras, pemimpin pemerintahan Carrie Lam membuat langkah mengejutkan, yakni sepenuhnya menghapus undang-undang ekstradisi yang dibenci itu, tetapi gerakan tersebut ditolak oleh para pemrotes karena sangat terlambat. Aktivis dan analis mengatakan, gerakan ini hanya akan berakhir ketika beberapa tuntutan utama lainnya dipenuhi seperti penyelidikan terhadap polisi, amnesti bagi hampir 1.400 orang yang ditangkap, dan pulihnya hak pilih universal.